Kisah-kisah

Sebutir air mata, dan sebentuk senyuman pahit.

Naif. Terlalu naif untuk tiba-tiba merasa terluka dengan langkah sendiri.

Telephone berdering ternyata dari teman lamanya.

“Hallo… ?” Diangkatnya dengan sekarung pertanyaan yang tiba-tiba terbentuk di benaknya.

“Hallo, Jasmine!!!! Apa kabarr?” Suara wanita setengah berteriak terdengar dari ponsel Jasmine.

“Heii Murni… kabarku baik-baik aja… kamu gimana kabar? Ada apa ini kok tumben?”

“Iya Jass aku baru abis dari nikahan temen kantor aku. Tau gak  suaminya siapaaaaaa?” Murni memekik seolah akan mengabarinya kabar yang paling penting di dunia ini.

Namun tiba-tiba Jasmin sudah mengerti orang yang akan Murni bicarakan.

Seketika itu  pun iya tak ingin mendengar jawabannya. Karena  merasa sudah tahu teman Murni menikah dengan siapa. Bergetarlah hati Jasmine.

“Jas! aku kaget banget. Dia nikah sama ******!”

O my God pleaseee Murni jangan sebut namanya bathin Jasmine.

“Tadinya kupikir dia ****** yang lain ya…, aku gak kepikiran sama sekali kalau dia ****** nya kamu”.

“……………………………………………………………….”

Pembicaraan via telephone itu pun tiba-tiba menjadi senyap.

Di sebrang sana ada seorang wanita yang setengah menyesali ucapannya dan merasa bersalah serta bingung dengan kabar yang ia sampaikan.

Di sisi lainnya seorang wanita yang tengah melawan ombak kabar yang tiba-tiba melahap dan menggulungnya ke tengah lautan perasaan yang tak diinginkannya. Meronta mencoba keluar dari dalam lautan.

Bermunculan kini semua kenangan-kenangan itu. Sebutir air mata dan sebentuk senyum pahit.

Kisah itu kini resmi ditutup.

Leave a comment