
8:51 AM … Blah blah blah…
Angin yang lembab menyerbu masuk dari sudut-sudut ventilasi. Hidungku menghasilkan lendir yang tak henti-henti. Selembar dua lembar tisue hingga menjadi tumpukan beredar di berbagai spot. Teh hangat pun belum sanggup menenangkan pening ini. Racikan Phenylpropanolamine hcl dan Chlorpheniramine Maleate menjadi kepingan kecil yang harus ku telan semalam dan kali ini lagi pun belum bisa menghentikan lendir-lendir yang menyumbat lubang hidungku. Kunikmati saja sambil mengolahragakan jemariku di knot-knot hurup-hurup yang merangkai apa yang kini kau baca. Mendung masih menyelimuti. Matahari masih belum mendapatkan akses untuk masuk memberikan kehangatan cahayanya. Lelah tapi sudah malas untuk berbaring. Suara anak-anak terdengar bercengkrama dengan kawan-kawan sebayanya sejenak membawa memori ini terbang belasan tahun silam dimana aku seusia mereka kira-kira. Suara kendaraan silih berganti melalu lorong gang sempit sebelah rumah ini. Suara ibu-ibu yang bercerita tentang harga-harga bahan pangan pun bisa aku ikuti di balik bilik. Ramadhan ini Ya Allah… Menjadi satu ramadhan yang indah versi lain dari ramadhan-ramadhan sebelumnya yang memang selalu indah. Syukur meliputi hati insan-insan ketika bisa memaknai segala pemberian Allah menjadi sesuatu kebaikan bagi dirinya. Apapun bentuk pemberian itu. Di luar sana banyak jiwa-jiwa yang semendung hari ini yang masih belum mendapat makna. Dan tak sedikit pula jiwa-jiwa yang sudah lebih dari sekedar memaknai yang jiwanya sudah dapat menjangkau langit. Kucing kecil yang sementara ini bernama Unyil sedang asik bermain dengan bros rajutku yang digantung tali rapia. Tampak memainkan mainan sederhana itu dengan bersemangat dan penasaran. Seperti kita manusia yang tahu bahwa dunia ini permainan namun kita mencoba menjadi pemain yang antusias. Aku pun selesai dengan kata Titik