Random

Pohon jeruk dalam pot

Sore itu ku mengunjungi sebuah kios tanaman langgananku. Kutanyakan sebuah pohon jeruk.

“Pohon jeruk limau ada?”

“Ada mba, itu yang di samping mba.” Tunjuk laki-laki penjual tanaman.

Aku menoleh ke arah deretan pohon-pohon jeruk dalam polybag. Mataku tertuju pada sebatang pohon jeruk limau yang terlihat rimbun dengan dedaunannya terlihat paling segar diantara tanaman jeruk lainnya.

“Yang ini berapa?”

“Gocap aja deh kalo buat mba.”

“Tiga puluh rebu aje ye…” Tawar ku.

“Aduh pusing dah aye. Gocap dah paling mentok mba.”

“Sebelumnya saya ade nanem jeruk juga tapi daunnya pada dimakan ulet. Disini ada pestisida juga kagak bang?”

“Ade dua lima rebu doang tapi makenya bisa beliter-liter aer lama dah abisnya”.

“Yaudah bang, itu poon jeruk ame pestisida jadi gocap ye.” Aku membuat tawaran baru.

“Pusiiing pusiiing dah. Kagak masuk harganya.” Si penjual berlagak hiperbola memijat kepalanya.

“Yaude enem pulu rebu dah, tuh oke bang”. Aku menyeringai lebar menahan tawa tapi sembari meyakinkan aku telah membuat tawaran yang terbaik.

“Yaude deh biar tetep langganan.” Si penjual menyetujui.

Ku tertawa dalam hati entah dari mana naluri tawar menawar dari bapakku ini begitu alami mengalir dalam sendi-sendi ini. Ada hal misterius yang sebenernya terjadi di sebuah transaksi bagi seorang pembeli. Ku tertawa lagi dalam hati sepanjang perjalanan menenteng tanaman pohon jeruk. Aku boleh saja membanggakan diri telah berhasil menebang dan membabat harga sampai penjualnya merelakan dagangannya. Atau… tawaranku saja yang masih memberikan untung untuk penjual.

Tapi telah mencoba memastikan sesuatu itu adalah lebih melegakan daripada tidak mencobanya sama sekali. Walau pun tidak benar-benar tahu sesuai dengan kenyataan. Ada usaha yang pernah kita kerahkan. Itulah seni kepuasan dalam tawar-menawar.

“Sesuatu telah terjadi seperti pohon jeruk ini semalam sebelumnya”. Hanya tersenyum mengingatnya. Kini hanya aku dan pohon jeruk ini. Aku tak punya beban lagi dihantui rasa penasaran akan harga sebenarnya dari pohon jeruk yang telah aku beli. Pohon jeruk dalam polybag sekarang sudah ku pindahkan ke sebuah pot. Biar kurawat pohon jeruk dalam pot ini. Ku semprotkan pestisida, ku tanamkan pupuk kemudian ku sirami. Kujejerkan dengan pot tanaman pohon lainnya di pekarangan.

Leave a comment