Random

Menua sampai hilang.

Alhamdulillah paru-paru masih kembang-kempis, jantung masih berdegub, perut masih merasa lapar. Yang paling penting otak masih dahaga.

Sudah bertahun-tahun atma dalam raga ini melatih diri. Mempelajari diri menjadi fisik yang “butuh”. Belajar kehilangan berulang-ulang sampai mengerti. Hingga atma mulai faham arti memiliki yang sebenarnya bukanlah memiliki. Pernah atma ini tersesat di dalam jasad. Tak mengerti diri dan jalan pulang. Sehingga kehilangan adalah hal yang dirasa tak adil, mengacaukan aliran darah, memompa jantung hingga sesak, mengacak-acak jasad. Namun kini cahaya itu mulai mengerti dan berpendar stabil.

Kawan-kawan ku datang dari belahan bumi ini menghapiri ku. Mereka datang dengan berbagai cara. Mereka juga pergi dengan berbagai cara.

Manusia itu hidup dengan ketakutan. Takut akan kehilangan sesuatu yang ia bentuk dan ia usahakan. Belakangan kuketahui bahwa kehilangan adalah keniscayaan. Sehingga sebelum menghilang jiwa-jiwa yang sadar akan membuat kesan yang tak terlupakan. Iya memeliharanya untuk ditinggalkan dengan baik-baik. Ada pula jenis jiwa yang tak faham arti meninggalkan dengan jalan yang baik. Adalah jiwa-jiwa yang sangat mencintai kebebasannya sendiri yang lupa bahwa meninggalkan apa yang pernah iya mulai dan bentuk demi dirinya. Tapi itulah jenis manusia. Manusiawi katanya….

Kataku sih tak perlu risau, inilah dunia.

Jakarta, 17 Januari 2021. Di bawah langit yang mulai abu-abu.

Leave a comment