Random

Saat itu.

Hujan yang mengairi malam itu, membuat keriput kulit di ujung-ujung jemari. Kita berteduh di depan sebuah ruko di kilometer 13,5. Sorot lampu kendaraan menerobos jalan mengurai tirai bentuk bulir-bulir air yang berjatuhan. Perasaanku saat itu hanya terfokus pada diri kita. Aku dan kamu. Aneh dan tak aku mengerti. Benar kah? Salah kah?

Dibawah jas hujan hijau aku tertunduk dengan pikiranku menerka-nerka. Jenisnya seperti apakah ini? “Jangan. Jangan biarkan hatimu seperti daun kering yang kini hanyut diujung pengelihatanmu terbawa arus air hujan yang kian deras.” Aku bergumam. Aku sibuk dengan diriku sampai sesekali kulihat ke arah mu.

Sial. Kenapa kamu tersenyum. Apakah pikiranmu sama sibuknya dengan ku?

Leave a comment