Mungkin sandangan ini udah melekat banget sama gue sekarang ini. Sedih. Tapi apalah daya… diri ini mulai tak sesasak yang diinginkan orang sasak. Bicara tak se meni menu. Makanan pun sudah ndekn maiq lamun terlalu banyak cabenya. Pokoknya ndek ne sasak bleq wah! Karena kata pepatah, dimana tanah dipijak di situ langit dijunjung. Tinggal di perantauan begitu lama seperti bang Toyib yang gak pulang-pulang. Kadang rindu dengan segala hal tentang sasak. Banyak kenangan masa kecil di sana.
Category: Muhasabah
Remeh

Udah lama gak ngeblog… kali ini mau bercerita sedikit tentang “remeh” gue baru aja tersadar akan sesuatu hal. Seperti kabar yang tiba-tiba mencubit dan membuat gue mengenang keburukan lama gue. “Remeh” guys! Ini kata yang gak boleh lu remehkan haha. Jadi ceritanya begini… dulu gue pernah ngeremehin si fulani dia emang anaknya gak terlalu pintar itu “fakta”. Yang hidup di dekatnya adalah sebut saja fulani 2 yang memang pinter banget. Jadi dulu tuh kalo mereka dibandingin ini jauh banget. Gue sering menyanjung fulani 2 depan fulani 1 dan hal itu gue gak sengaja ngelakuinnya selama itu setelah gue tau pengakuan dari ibu si fulani 1 bilang ke gue kalo gue sering ngeremehin anaknya dan dia gak suka banget. Gue langsung tertegun ketika tau selama ini ibu anak ini menyimpan hasat sama gue karena gue bersikap seperti itu. Gue lama lulus kuliah menjadi sasaran ibu si fulani ini meremeh-remehkan gue depan keluarga-keluarga dan orang-orang yang kenal sama gue. Kenapa gue tau? Karena orang-orang yang ia ceritakan tentang gue pada cerita lagi ke gue. Dan sama sekali tidak ada benci dalam dada gue. Karena gue merasa gue lupa berdoa akan dosa yang enggak sengaja gue lakuin. So guys… penting banget yang namanya berdoa sama Allah atas dosa yang gak sengaja kamu lakukan atau dosa-dosa kecil yang bahkan untuk diingat pun kita luput karena menganggapnya tidak besar alias remeh. Dari hal sepele itulah gue belajar beberapa hal. Gak semua yang lu anggep remeh itu ternyata remeh untuk orang lain. Kayak contohnya perbuatan gue itu. Ternyata membuat dampak sangat besar dan bisa dibilang bersarang di dalam dada orang lain. Dan sampai sekarang gue kira dia masih ingin menunjukkan prestasi-prestasi anaknya sama gue. Alhamdulillah di lain sisi itu membuatnya termotivasi. Gue hanya mendoakan semoga dia mulai melupakan kekesalannya sama gue dan mengubah niatnya menyekolahkan anaknya hingga kesuksesannya menjadi berkah bukan kemenangan atas ambisinya semata. Thats why guys jangan kayak gue ya… jaga lisan… jangan pernah menyakiti orang lain. Karena ketika kita meremehkan sesuatu maka dunia dan semesta akan menguji kita atas apa yang telah kita remehkan tersebut seumur hidup kita sampai kita tersadar dan mengerti. Pun kita tersadar sesuatu itu bisa saja tidak berhenti terhadap kita. Tapi karena kita sudah taubat dan sadar akan kesalahan itu membuat kamu mulai mengabaikan orang yang masih tersulut tersebut. Dan kesalahan adalah kesalahan harus kita terima sampai kapanpun orang yang kita sakiti tersebut bisa memaafkan kita. Kita tidak bisa memaksa. Hanya Allah yang Maha Pengampun. Apa yang kita tanam akan kita petik hasilnya. Ok guys… selalu positive thinking ya! Semoga napas kita berkah. Amiin.
Rizki
gambar dari: http://mozaik.inilah.com/
Rizki merupakan satu dari hak prerogatifnya Allah SWT. Kenapa gue ngomongin hal ini? Karena rizki adalah “pemberian” terbaik Allah pada kita. Bagaimana rizki itu datang, melalui siapa, dalam keadaan seperti apa, kadang-kadang hal tersebut sering mencengangkan bagi gue. Gue adalah tipikal apa-apa selalu dipikirkan. Jadi gue emang selalu gak punya cadangan lemak untuk ditimbun. Semua dipake otak gue buat mikir. Halnya dengan rizki. Mungkin gak banyak orang memperhatikan bagaimana cara sesuap nasi masuk ke mulut kita. Guys… hal itu gue pikirin. Kadang-kadang gue suka ngeri juga sih sama cara kerja otak gue yang wasting energi banget mikirin ini itu. Tapi dengan pemikiran mendalam itulah gue selama ini berdamai dengan alam fana ini. Analogi gue sih rizki itu alurnya datang dari Allah sampai ke kita sama seperti kain rajutan. Coba perhatiin aja kain rajutan itu adalah sehelai benang yang sangat panjang yang saling terkait sehingga membentuk sesuatu entah itu baju entah itu topi dan lain-lain. Tapi intinya kalau topi atau baju tersebut diurai akan kembali menjadi seutas benang panjang yang hanya mempunyai dua ujung. Begitulah jalan rizki kita ujungnya adalah dari Allah ujung lainnya untuk kita. Tapi Allah tidak serta merta memberi kita rizki itu pakketiplak langsung di depan kita. Allah membuat jalannya menjadi lebih indah dan bermakna. Allah kait-kaitkan rizki itu sehingga membentuk sesuatu klausal yang berangkai. Sekarang tergantung kita bagaimana membuat hal tersebut menjadi bermakna di hidup kita bagaimana kita memperbaiki niat kita dalam setiap kali memberi pada orang lain. Kita tidak perlu sombong atas pemberian kita terhadap orang lain karena jatuhnya hak atau sampainya sesuatu kepada orang lain itulah sebuah takdir. Intinya gini kalo gue punya duit nih. Terus gue ngasi pengemis dijalan. Ya gue gak patut sombong karena sebenernya duit yang ada di gue itu emang hak pengemis itu. Pun ketika waktu gue mau memberi tiba-tiba gue keusik oleh pikiran negatif gue dan enggak jadi bersedekah pada pengemis itu. Percaya atau enggak pengemis itu tetap akan dapat haknya. Dan uang yang tadi itu akan pergi sia-sia dari kita entah bagaimana caranya. Jadi tadinya gue dikasi kesempatan beribadah sama Allah, namun kesempatan itu diambil oleh orang lain. Balasan atas rizki itu lewat banyak hal. Baik itu serupa materil maupun non materi. Jangan-jangan kesehatan yang selama ini gue dapet dari Allah itu karena allah sedang mengganti apa yang pernah gue beri pada orang lain. Jangan-jangan rizki yang berlipat-lipat gue dapetin gak lain karena selama ini gue ikhlas atas hak gue untuk orang lain. Dan jangan heran ketika Allah menyudahi rizki kita terhadap sesuatuhal. Karena Allah sudah tidak melihat kita perlu untuk menjadi jalan bagi rizki orang lain. Jadi jangan heran ketika anak-anak anda masih bergantung pada anda uang mengalir begitu saja. Karena lewat andalah Allah menyalurkan hak anak-anak anda. Dan itulah sebab Allah melipat gandakan rizki kita setelah bersedekah. Karena selain anda menyalurkan rizki untuk orang lain anda juga di beri kesempat untuk beramal yang itu tidak mudah bagi orang pelit. Anda bisa beramal itu pun sudah rizki buat anda sendiri. Apalagi rizki anda dikembalikan itu sudah masuk pelipatgandaan. Anda menjadi lebih sehat dan bahagia itu sudah lebihdari sekedar pengembalian atas pemberian kita yang tidak seberapa. Jadi jelas sekali Allah maha adil. 🙂
Dan seberpolusi itu.